Knowledge-Based Economy, Kunci Pertumbuhan Untuk #KejarMimpi Memajukan Indonesia

Founding father Indonesia, Ir. Soekarno, pernah mengatakan bahwa Indonesia harus memajukan budaya nasional yang melepaskan diri dari citra “negara kaya sumber daya alam” ke arah “negara sumber daya manusia” yang mampu bercipta dan berkarya di medan internasional. Ahli di bidang ekonomi pembangunan menyatakan bahwa untuk menghindari jebakan negara berpenghasilan menengah, kita harus meninggalkan ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam) dan mulai merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi.

 

Negara yang pembangunannya bertumpu pada peningkatan dan kehandalan sumber daya manusia, ternyata mempunyai perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan negara yang mengandalkan sumber daya alam. Jika kita perhatikan negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura, berhasil kejar mimpi memenangkan persaingan global. Negara-negara tersebut menitikberatkan perkembangan ekonomi mereka ke knowledge-based economy.

 

Apa itu knowledge-based economy?

 

Photo source: Ghedex.com

 

Knowledge-based economy adalah perekonomian yang secara langsung didasarkan atas produksi, distribusi serta penggunaan knowledge. Salah seorang pakar manajemen, Peter F. Drucker, menyatakan bahwa informasi dan pengetahuan akan menjadi kunci utama keberhasilan ekonomi di masa depan (Drucker, Peter F. The age of Discontinuity: Guidelines to out Changing Society, 1992).

 

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berkembang pula cara pandang manusia dalam berpikir dan berkreasi. Informasi dan pengetahuan menjadi pondasi bagi perekonomian modern yang mampu mempengaruhi proses kerja, perilaku tenaga kerja, dan konsumen. Bank Dunia (The World Bank) menyatakan bahwa knowledge-based economy merupakan model ekonomi yang menstimulasi kreativitas, kreasi, penyemaian, serta penerapan pengetahuan dan informasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Untuk mengukur dan memonitor perkembangan knowledge-based economy, Bank Dunia menggunakan indeks yang disebut dengan The Knowledge Economy Index (KEI), dimana terdapat empat pilar yang menjadi dasar penilaian, yaitu:

 

  • Kerangka institusi/organisasi serta insentif ekonomi untuk menghasilkan efisiensi dalam pemanfaatan pengetahuan dan pengembangan jiwa kewirausahaan.
  • Masyarakat yang terdidik dan terlatih, yang mampu menciptakan, berbagi dan memanfaatkan pengetahuan dengan baik.
  • Sistem infrastruktur teknologi dan inovasi yang efisien, baik bagi perusahaan, pusat penelitian, universitas, konsultan, dan organisasi lain, dalam penciptaan teknologi baru, sehingga mampu bersaing dalam lingkungan global.
  • Teknologi informasi dan komunikasi yang mampu memfasilitasi karya kreatif serta pengembangan dan cara melakukan proses informasi

 

Bagaimana knowledge-based economy dapat membangun sebuah negara?

 

Photo source: Essec Knowledge

 

Penerapan pengetahuan informasi dan pengetahuan yang merupakan fondasi dari knowledge-based economy menitikberatkan pada menciptakan knowledge-based society, yaitu masyarakat yang berpengetahuan dan berpendidikan. Pendidikan bukan saja akan melahirkan sumber daya manusia berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta menguasai teknologi, tetapi juga merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi suatu bangsa. Karena pembangunan manusia suatu bangsa pasti sejalan dengan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.

 

Bangsa maju adalah bangsa yang terdiri dari masyarakat berpendidikan yang mandiri, yang bisa menciptakan kesejahteraannya sendiri. Mengutip dari esai Azmy Basyarahil, Korea Selatan dan Singapura menerapkan knowledge-based economy dengan penguatan aspek strategis yang mencakup:

 

  • Investasi jangka panjang pada pendidikan
  • Membangun kapabilitas inovasi
  • Modernisasi struktur informasi
  • Menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif
  • Menjadikan knowledge sebagai fokus utama dalam pembangunan ekonomi negara.

 

Apa yang harus disiapkan Indonesia di era knowledge-based economy?

 

Photo source: Financial Tribune

 

 

Prof. Dr. Zuhal, M.Sc.E.E. dalam bukunya, Kekuatan Daya Saing Indonesia, menciptakan lima modal untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang handal.

 

Modal pertama sebagai fondasi bangunan bangsa Indonesia adalah modal alam dan lingkungan – kemampuan menjaga kualitas lingkungan dan sumber daya alam untuk pembangunan berkelanjutan. Memiliki kekayaan sumber alam adalah sebuah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, tetapi kalau sumber daya manusia tidak memiliki knowledge dan skill yang dapat menghasilkan nilai tambah besar, kekayaan sumber alam tersebut akan habis dan masyarakatnya akan sengsara.

 

Modal kedua adalah modal budaya – kemampuan untuk mengembangkan budaya sendiri serta menyaring dan melokalisasikan budaya global. Modal ketiga adalah modal sosial – kemampuan membangun kepercayaan, solidaritas sosial, infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perekonomian rakyat. Terakhir adalah modal manusia – kemampuan individu untuk sanggup berinisiatif dan berkreasi melakukan inovasi serta hal baru dengan semangat kewiraswastaan (entrepreneurship).

 

Modal keempat, yaitu modal manusia, menjadi pijakan yang kuat sebagai modal tertinggi dalam kemajuan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus bekerja keras dalam meningkatkan kualitas pendidikan, membuka akses pendidikan seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dan menjadikan pendidikan sebagai investasi terpenting bagi bangsa Indonesia. Masyarakat yang mau dan mampu untuk terus belajar (learning society) adalah syarat utama untuk membangun sumber daya manusia yang tangguh, kreatif, dan berpengetahuan.

 

Generasi muda memiliki peran penting di era knowledge-based economy

 

Photo source: Forbes

 

The Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan di tahun 2012, jumlah MAC (middle-class and affluent consumers) di Indonesia berjumlah 74 juta jiwa, dan diprediksi akan terus meningkat hingga 141 juta jiwa pada tahun 2020 nanti. Masyarakat kelas menengah dikenal mampu menjadi motor perubahan terkait dengan aspek ekonomi dan perubahan sosial dalam sejarah berbagai negara.

 

Masyarakat kelas menengah merupakan ciri kaum terdidik, punya cukup bekal keilmuan sehingga memiliki artikulasi pemikiran yang cukup baik. Mereka adalah masyarakat yang kritis dan tidak segan-segan mengutarakan opini pribadi terkait isu-isu sosial di sekitar kehidupan mereka. Di tahun 2015, lebih dari 35% penduduk Indonesia merupakan penduduk muda berusia 15-34 tahun. Di daerah perkotaan seperti DKI Jakarta, penduduk mudanya bisa mencapai lebih dari 40%. Mereka adalah yang disebut dengan “The urban middle-class millennials” yang menjadi pemeran utama dalam sejarah Indonesia di masa yang akan datang.

 

Dengan sikap generasi milenial yang memiliki pola berpikir terbuka, haus ilmu pengetahuan dan informasi, memiliki appetite untuk mencoba hal-hal baru dan berinovasi, bisa disimpulkan bahwa generasi milenial memiliki peran yang sangat penting di era knowledge-based economy. Pemberian wadah dan akses terhadap komunitas serta gerakan anak muda untuk berkreasi dan berinovasi menjadi vital untuk pengembangan karakter serta mental yang positif.

 

Hal inilah yang menjadi latar belakang pembuatan gerakan sosial #KejarMimpi yang diinisiasi oleh CIMB Niaga. Gerakan sosial #KejarMimpi ingin menciptakan ekosistem positif bagi generasi muda dalam menemukan makna hidup lewat pengembangan dan motivasi diri agar dapat ikut andil dakam kemajuan Indonesia. Bagaimanapun juga, generasi muda adalah masa depan bangsa.

 


 

Yuk, bergabung di gerakan sosial #KejarMimpi di media sosial untuk mendapatkan motivasi harian yang positif, informasi program dan kegiatan komunitas.

Instagram

Twitter

Facebook

YouTube

 

TOP VIDEO
#CeritaKejarMimpi Eps.1 Perkenalkan, Namaku Mimpi
#CeritaKejarMimpi Eps.2 Kenali Mimpi, Bangkit Lebih Tinggi
Maudy Ayunda - Generasi Produktif